TUGAS
BAHASA INDONESIA
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS ( PTK )
PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA INDONESIA
SMA N 1
TARERAN,
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Disusun Oleh:
Nama : vandry prang
NIM : 11310615
KELAS : A
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS ( PTK )
PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA INDONESIA
SMA N 1
TARERAN,
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Disusun Oleh:
Nama : VANDRY
PRANG
NIM : 11310615
KELAS : A
Disahkan Tanggal :
........................................................
Menyetujui:
Pembimbing,
.....................................................
SISTEMATIKA PROPOSAL
- JUDUL
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS ( PTK ) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
BAHASA INDONESIASMA N 1 TARERAN,TAHUN PELAJARAN 2012/2013
- LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan pendidikan sebagaimana
yang termuat dalam Undang-undang Sisdiknas dapat kita pahami secara jelas bahwa,
tujuan pendidikan yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggug jawab (UU Sisdiknas.2003: 8).
Semua tujuan yang hendak dicapai tersebut
akan dapat berhasil bila semua unsur mendukugnya yaitu unsur pendidik, lembaga
pendidikan,orang tua siswa dan siswa itu sendiri serta masyarakat ligkungan sekitar.
Keberhasilan seseorang (siswa) dalam
belajar ditandai dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahan tersebut sangat mendukung
keberhasilan seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Perubahan
sikap dan tingkah laku yang terjadi pada siswa ,misalnya siswa sudah memahami bidang kebahasaan yang
mencakup terampil dan menguasai empat aspek
berbahasa yaitu menyimak , berbicara ,membaca dan menulis.
Dengan
menguasai keempat ketrampilan tersebut siswa dapat mengembangkan dirinya
sebagai makluk individu dan makluk sosial dalam hidup bermasyarakat .
Pengembangan diri seseorang lewat
menyimak, mereka akan dapat inspirasi atau pengetahuan baru yang diperoleh
lewat menyimak, sehingga siswa dapat memadukan ide-idenya dengan
pengetahuan/informasi yang ia dapatkan baik dari media elektronika (televisi
atau radio) ataupun dari nara sumber yang ia temui.
Pengembangan
diri melalui berbicara, seseorang dapat mengungkapkan ide-idenya dengan leluasa
baik di forum formal ataupun informal, sehingga mereka akan memperoleh
masukan-masukan pengetahuan baru yang disarankan oleh orang lain ketika ia berbicara, dan juga dapat melatih
seseorang untuk tidak memiliki rasa grogi ketikan berbicara di depan orang
banyak, apalagi didepan orang yang status/kedudukannya di atas orang yang
berbicara.
Pengembangan
diri seseorang lewat membaca, mereka akan tahu informasi baru baik yang dibaca
di surat kabar, buku atau media cetak lainnya. Informasi baru tersebut akkan
diaktualisasikan dalam hidup sehari-hari.
Pengembangan
diri seseorang lewat menulis, mereka akan dapat menuangkan ide atau gagasan
baru yang mereka alami baik di sekolah dan di luar sekolah, sehingga siswa tersebut akan dapat berkreasi sesuai dengan
kemampuannya.
Dari keempat aktualisasi ketrampilan berbahasa
yang digambarkan tersebut di atas akan menjadi dorongan kita khusunya sebagai
tenaga pendidik bahasa Jawa agar dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa
yang lebih baik lagi, sehingga siswa atau anak didik kita dapat memperoleh
ketrampilan berbahasa tersebut yang dapat diman-
faatkan dalam kehidupan
sehari-hari di masyaarakat. Tentunya keberhasilan siswa dalam penguasaan
ketrampilan berbahasa juga akan memberikan nilai tambah bagi siswa tersebut,
karena disamping siswa berhasil dengan baik dalam belajar juga siswa akan
terampil menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana menyampaikan informasi
kepada orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut
di atas maka kami dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini memfokuskan
pada peningkatan ketrampilan menulis kalimat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia DI SMA N 1 TARERAN.
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Pembelajaran juga diartikan suatu proses membuat
orang belajar yang tujuannya ialah membantu orang belajar, atau memanipulasi
(merekayasa) lingkungan sehigga memberi kemudahan bagi orang yang
belajar(Mukminin.2004: 7).
Untuk mencapai itu semua peran guru dalam
pembelajaran juga sangat menentukan, khususnya dalam menerapkan Strategi
Pembelajaran Dengan Media Kartu dalam pembelajaran bahasa jawa untuk
meningkatkan membaca di SMA N 1 TARERAN
Dari uraian
di atas penulis mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Jawa
selama ini kurang meningkatkan membaca
khususnya Di SMA N I TAREARAN :
1. Adanya pandangan siswa terhadap pelajaran
bahasa Bahasa indonesia yang selama ini diang-
gap sebagai mata pelajaran
yang kurang bermanfaat dibanding dengan mata pelajaran ilmu eksakta.
2. Terbatasnya media pembelajaran yang dipakai
untuk penyampaian pelajaran
Bahasa indonesia
3. Belum tersedianya sarana laboratorium bahasa.
4. Pengguaan
metode pembelajaran bahasa
indonesia yang kurang bervariasi,
hal ini
mengakibatkan siswa merasa bosan untuk
mengikuti pelajaran, sehingga
tujuan pembelajaran bahasa Jawa tidak tercapai.
4.
PEMBATASAN MASALAH
Mengacu
pada identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah penelitian
tindakan kelas ini pada peningkatan membaca huruf Jawa melalui pembelajaran bahasa Jawa dengan Strategi Pembelajaran Media Kartu di SMA N 1 TARERAN.
5.
PERUMUSAN MASALAH
Berpangkal
dari penjelasan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Media Kartu dapat meningkatkan ketrampilan membaca
huruf Bahasa indonesia bagi siswa , SMA N 1 TARERAN.
2.
Seberapa besar Strategi
Pembelajaran Media Kartu dapat
meningkatkan ketrampilan membaca huruf bahasa indonesia siswa .
6.
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai
dengan rumusan masalah, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
bertujuan:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan Strategi
Pembelajaran Media Kartu
pembelajaran bahasa indonesia siswa SMA N I TARERAN.
2. Meningkatkan ketrampilan membaca BAHASA
INDONESI.
7. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Manfaat Teoritik
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan hasilnya dapat
bermafaat
bagi dunia pendidikan yaitu menambah khasanah metode pembelajaran
bahasa indonesia khususnya dalam
meningkatkan ketrampilan membaca.
2. Manfaat Praktis
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi;
a. Peserta didik; yaitu meningkatkan semangat
dan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa indonesia, karena
siswa diaktifkan dengan kegiatan belajar
yaitu dengan melakukan
permainan dengan topik yang dijadikan bahan membaca huruf oleh
siswa.
b. Guru; yaitu penyampaian materi dalam proses
pembelajaran bahasa indonesia akan
lebih efektif dan menarik. Dengan demikian tujuan pembelajaran bahasa
indonesia
kemungkinan besar dapat tercapai.
c. Sekolah; yaitu penerapan Strategi Pembelajaran Media Kartu dalam pembelajaran
bahasa indonesia ini menuntut kreatifitas siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar sehingga akan meningkatkan kualitas sekolah.
8. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
a.
KERANGKA TEORITIK
Istilah pembelajaran berasal dari kata
belajar yang pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku (behavioral change) pada
individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha
individu yang bersangkutan. Belajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti bahan yang dipelajari, faktor
instrumetal, lingkugan, dan kondisi individual si pelajar. Fakto-faktor tersebut diatur sedemikian rupa,
agar mempunyai pengaruh yang membantu tercapainya kompetensi secara optimal.
Proses
belajar yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran
merupakan proses yang kompleks dan senantiasa berlangsung dalam berbagai
situasi dan kondisi.
Pada dasarnya, belajar merupakan kebutuhan
bagi setiap orang. Dengan belajar, maka
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, tingkah laku, dan semua
perbuatan manusia terbentuk, disesuaikan dan dikembangkan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu; adanya
perubahan tingkah laku, sifat perubahannya relatif permanen serta perubahan
tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan, bukan oleh proses
kedewasaan ataupun perubahan-perubahan kondisi fisik yang sifatnya sementara.
Oleh karena itu pada prinsipnya belajar adalah
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa
dengan sumber-sumber atau objek belajar, baik yang secara sengaja dirancang (by design) maupun yang tidak secara
sengaja dirancang, namun dimanfaatkan (by
utilization).
Proses
belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru.
Hasil belajar yang maksimal dapat pula diperoleh lewat interaksi antara siswa
dengan sumber-sumber belajar lainnya (Mukmian,2004;5)
Sedangkan
istilah pembelajaran merupakan padanan kata dalam bahasa Inggris Instruktion, yang berarti proses membuat
orang belajar. Genge dan Briggs (1979) mendefinisikan pembelajaran sebagai
suatu rangkaian events (kejadian,
peristiwa, kondisi dsb) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa
(pembelajar), sehingga proses belajarnya dapat berloangsung dengan mudah.
Pembelajaran bukan hanya terbuka pada kejadian yang
dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan
yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.
Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang dimuat dalam bahan-bahan
cetak, gambar, program radio, televisi, film,slide, maupun kombinasi dari
bahan–bahan tersebut. Bahkan saat ini pemanfaatan berbagai perangkat elektronik,
yang berupa program-program komputer untuk pembelajaran, atau dikenal dengan e-learning (elektronic–learning) seperti CAL
(Computer Assested Learning), atau CAI
(Computer Assisted Instruction), belajar lewat internet, website sekolah dan lain-lain sudah
banyak digunakan dalam pembelajaran.
Demikian
juga dalam pembelajaran bahasa indoneia di SMA dilaksanakan untuk
meningkatkan empat ketrampilan
berbahasa Jawa yang meliputi (1)
ketrampilan
menyimak (listening skils), (2) ketrampilan berbicara (speaking skills), (3) ketrampilan
membaca (reading skills),(4)
ketrampilan menulis (Writing skills)
(Tarigan,1987: 1).
Setiap ketrampilan itu erat sekali berhubungan
dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa,
biasanya kita melalui sutu hubungan urutan yang teratur.
Selanjutnya
setiap ketrampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang
mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin trampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Ketrampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan prktek dn banyak latihan.
Melatih ketrampilan berbahasa berarti pula
melatih ketrampilan berpikir (Tarigan,1987:1)
Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada pembelajaran bahasa
Jawa yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan membaca, oleh karena itu
perlu kami uraikan bahwa program
pengajaran membaca pada dasarnya
dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
a.
Mendorong siswa untuk membaca dengan jujur dan bertanggung jawab, dalam
kaitannya
dengan
penggunaan bahasa secara berhati-hati, integritas dan sensitif.
b.
Merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelektual siswa.
c.
Menghasilkan tulisan atau karangan yang bagus organisasinya, tepat, jelas dan
ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan sesuatu yang terbendung
dalam hati dan pikiran.
Sedangkan prinsip-prinsip yang
mendasari program pengajaran membaca adalah bahwa membaca;
a. Merupakan suatu proses dua arah,
dalam pengertian si
pembaca menyampaikan atau
meghasilkan sesuatu untuk pendengarnya.
b. Didasarkan pada pengalaman, yakni bahwa
sumber utama tulisan adalah pengalaman si penulisnya.
c. Perbaikan hasil tulisan terjadi karena
praktek, dalam pengertian bahwa aktivitas membaca yang kontinu dapat
mengembangkan kelancaran, ketrampilan serta keteraturan berpikir.
d. Pengertian yang dikandung atau dibawakan
dalam tulisan lahir lebih dahulu sebelum
tercipta bentuk (Mukhsin Ahmadi, 1984: 18).
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena adanya beberapa
masalah yang dihadapi baik oleh guru maupun oleh siswa dalam pembelajaran
bahasa indonesia. Secara urnum dalam belajar bahasa indonesia siswa harus
menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan mendengar
(listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing),
Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada masalah yang timbul dalam
kegiatan menulis, khususnya dalam membuat kalimat bahasa Indonesia sederhana.
Data hasil pengamatan awal
menunjukkan bahwa kemampuan membuat kalimat bahasa indonesia siswa
sangat memprihatinkan atau masih rendah, yaitu nilai rata-rata 4,10 setelah
diadakan tes awal kemampuan siswa dalam membuat kalimat sederhana.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca bahasa Indonesia ini
tentunya dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya latihan
yang diberikan guru, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
di kelas kurang bervariasi dan kurangnya tugas yang diberikan oleh guru. Oleh
sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mambaca bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi Media Kartu.
Yang dimaksud kemampuan membuat kalimat bahasa indonesia
sederhana adalah kemampuan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk
kalimat. Dalam membaca t perlu memperhatikan dua hal, yaitu subtansi dari hasil
tulisan itu (ide yang diekspresikan) dan aturan struktur bahasa yang benar (gramatical
form and syntactic pattern). Membuat kalimat termasuk ke dalam kegiatan
untuk keterampilan menulis, karena itu membuat kalimat juga berarti
mengungkapkan ide dan berkomunikasi dengan orang lain melalui simbol-simbol
bahasa (Harris, 1988).
Kalimat-kalimat yang dibuat dapat berupa kalimat yang
paling sederhana yang hanya mengandung dua jabatan kata dalam kalimat, yaitu
subyek dan predikat (S + V); subyek,
kata kerja dan obyek (S+V+O) atau kalimat yang paling lengkap, yaitu: subyek,
kata kerja, obyek, dan keterangan (S+V+O+ Adv)
Permainan menurut Carrier (1982) mempunyai nilai yang
sangat tinggi bagi guru bahasa sebab permainan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan keterampilan bahasa tertentu dengan situasi yang tidak
terlalu formal. Sedangkan menurut Hadfield (1984), permainan merupakan
aktivitas yang mempunyai tujuan dan elemen kesenangan.
Media Kartu adalah sebuah
terjemahaan bebas dari Permainan Kartu Berantai. Para pemain memainkan kartu
ini layaknya seperti bermain kartu remi. Dalam
permainan ini, pemain ditugaskan menyusun kartu-kartu yang dimiliki agar
menjadi sebuah kalimat atau memainkan kartunya untuk meneruskan kalimat pemain
lawan yang belum selesai, bisa di awal atau di akhir susunan kartu.
Permainan ini dapat dimainkan oleh empat pemain atau
lebih, dengan jumlah kartu 20 lembar setiap setnya. Jumlah ini dapat saja
ditambah atau dikurangi. Di setiap kartu tertulis satu kosa kata dalam bahasa
indonesia, yaitu sebuah penggalan-penggalan kalimat yang telah diatur sehingga
jika kartu dimainkan dengan benar akan terbentuk suatu kalimat bahasa Jawa yang
baik dan benar.
Kartu-kartu tersebut terbuat dari karton dengan ukuran 5
x 8 cm. Ukuran ini dapat saja disesuaikan dengan selera pembuat kartu.
Penelitian
ini diharapkan bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan gairah belajar
bahasa indonesia, dan bagi guru agar dapat menambah wawasan dalam
mengaplikasikan strategi baru, serta menambah tambahan referensi karya ilmiah.
b. HIPOTESIS TINDAKAN
1.
Upaya peningkatan keterampilan membaca pada siswa dapat dilakukan dengan
teknik Strategi Pembelajaran Media
Kartu dalam pembelajaran bahasa indonesia.
2. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Strategi Pembelajaran Media Kartu
pembelajara bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan membaca huruf Jawa
siswa dapat diobservasi
melalui hasil kegiatan
praktik membaca yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
9. PENCANA
PENELITIAH
a. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penbelitian
Penelitian Tindakan
Kelas ini dilakukan di SMA N I TARERAN, khususnya semester 1 tahun pelajaran
2012 - 2013. Sekolah ini , mempunyai 3 tingkatan kelas, yaitu: kelas X,XI dan
X11.
Fasilitas yang tersedia di SMA Negeri 1 TARERAN cukup
memadai. Terdapat 18 ruang kelas yang
memadai untuk kegiatan pembelajaran 18 rombongan belajar (Rombel). Disamping ruang kelas, terdapat satu ruang
perpustakaan yang pernah menjadi juara 1 tingkat kabupaten pada tahun 2006,
satu ruang laboratorium IPA, satu ruang laboratorium computer, satu ruang guru,
satu ruang kesenian, SMA Negeri 1
TARERAN juga masih memiliki fasilitas pembelajaran lain seperti
atlas,globe,. Di samping alat-alat
pembelajaran tersebut, siswa dapat memanfaatkan sumber pembelajaran bahasa Jawa yang ada disekitarnya seperti
lingkungan alam sekitar SMA Negeri 1 TARERAN, yang kebetulan berada di tengah
lembah dan perbukitan dengan hamparan sawah yang cukup luas , bila siswa dibawa
ke belakang sekolah dan menghadap ke utara dan timur tepat sekali langsung
melihat keindahan alam yang cukup mempesona.
Kondisi cukup starategis untuk sampai ke lokasi dengan
angkutan umum microbus dan kendaraan bak terbuka . Tempat tinggal siswa
berjarak kira-kira antara 1 hingga 5 kilometer, mereka datang ke sekolah dengan
berjalan kaki dan kendaraan umum.
b. Variabel yang diselidiki
Peserta didik di SMA Negeri 1 TARERAN mayoritas
berasal dari keluarga dengan status ekonomi menengah ke atas. Input yang kurang
bagus turut memberikan sumbangan pada pelaksanaan pembelajaran. Oleh karea itu,
pembelajaran tidak dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Namun demikian, peserta didik di SMA Negeri 1 TARERANmasih
memiliki nilai plus dibanding dengan sekolah lain. Letak geografis SMA Negeri 1 TARERAN yang
berada di pinggiran menyebabkan siswa-siswanya belum begitu terkontaminasi oleh
gaya hidup perkotaan. Di samping itu
kehidupan masyarakat kec. TARERAN yang kental dengan kehidupan keagamaan,
merupakan benteng bagi masuknya pengaruh negatif gaya hidup modern. Keadaan ini
merupakan modal yang baik bagi pelaksanaan penelitian ini, sebab upaya
meningkatkan keterampilan membaca pada siswa SMA Negeri 1 TARERAN akan mendapat
dukungan dari peserta didik.
Pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini sangat didukung oleh sumber daya manusia yang
memiliki etos kerja tinggi, punya semangat untuk melakukan perubahan dan
memiliki kualifikasi pendidikan sarjana (S1).
Pengajar pada kelas yang menjadi objek penelitian adalah guru yang telah
memiliki pengalaman mengajar selama 23 tahun. Dengan modal dan latar belakang pendidikan yang memadai, pengajar
mampu bekerjasama dengan peneliti sehigga tujuan penelitian dapat terlaksana
dengan baik dan membuahakan hasil yang baik.
c.
Rencana Tindakan
1.
Perencanaan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, pertama-tama diadakan
tes awal (t-O) untuk mendapatkan data pendukung yang akurat sehingga mempunyai
dasar yang kuat untuk melaksanakan penelitian. Langkah selanjutnya adalah
menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan selama penelitian berlangsung,
seperti pembuatan perangkat pembelajaran, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja
Siswa untuk setiap pertemuan, dan beberapa instrumen lain seperti lembar tes,
observasi, analisis, pedoman wawancara, catatan lapangan dan kartu .
2.
Implementasi Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus selama semester
pertama. Siklus pertama dilakukan dalam 2 kali pertemuan, dengan pokok bahasan Membaca
dengan sub pokok bahasan membaca huruf . Siklus kedua dilakukan dalam 2
kali pertemuan, dengan pokok bahasan membaca dan sub pokok bahasan Tembang
Macapat,Siklus ketiga dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan pokok
bahasan Membaca dan sub pokok bahasan Aksara Murda , sehingga seluruhnya berjumlah 6 kali
pertemuan.
3.
Observasi
dan Interpretasi
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa penelitian ini
memerlukan instrumen-instrumen pendukung seperti: tes, lembar observasi dan
pedoman wawancara.Observasi dilakukan oleh Tim kolabor yaitu teman sejawat
dengan latar belakang dan tugas yang sama yaitu pengajar bahasa Indonesia dengan pendidikan terakhir S1 Pendidikan
Bahasa indonesia . Dalam pelaksanaan
observasi disertai juga perekaman dan pemotretan dengan harapan akan memperoleh
hasil yang akurat . Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan gairah belajar bahasa Jawa
siswa.
4.
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi
baik secra manual maupun melalui perekaman video, khususnya untuk data langsung
prosedur/proses. Data ini digunakan untuk melihat proses/prosedur pelaksanaan
perbaikan proses pembelajaran dan akan digunakan sebagai dasar penilaian pada
segi perencanaan kegiatan. Disamping itu data dikumpulkan melalui tes untuk
mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca huruf . Data ini diperlukan
untuk menentukan keberhasilan perencanaan, pelaksanan tindakan dan perbaikan
proses serta hasil akhir yang diperoleh
siswa sesuai indicator keberhasilan program.
5.
Analisis Data
Data yang telah diperoleh di lapangan kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif. Teknik
data yang digunakan terdiri dari analisis domain, analisis taksonomi dan
analisis komponensial. Setelah peneliti
melakuka observasi dan wawancara deskriptif selesai, maka langkah selanjutnya
melakukan analisis domain, yaitu mereduksi banyaknya data yang diperoleh di
lapangan. Sekiranya data dianggap cukup, selanjutnya diklarifikasi dalam domain
untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan menyeluruh terhadap permasalahan
yang diteliti.
Penelitian melakukan analisis taksonomi adalah
agar memperoleh gambaran adanya saling keterkaitan antara komponen yang
satu dengan komponen
yang lainnya dalam satu siklus proses pembelajaran
bahasa indonesia. Peneliti kemudian melakukan
analisis komponensial yaitu dengan
mengorganisasikan secara kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh
melalui pengamatan selektif dan wawancara.
Dengan demikian dapat ditemukan tema yang merupakan deskripsi dari
seluruh data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
6. Indikator kinerja
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan menerapkan
Teknik Media Kartu pada pembelajaran Bahasa indonesia di SMA N I TARERAN
dinyatakan berhasil jika :
1.
Berdasarkan skor /nilai analisis membuktikan bahwa
terjadi peningkatan motivasi belajar siswa yang signifikan.
2.
Peningkatan ketrampilan siswa dalam membaca huruf yang ditunjukan dengan meningkatnya skor/nilai
siswa pada akhir proses pembelajaran siklus terakhir jika dibandingkan dengan
hasil tes awal .
3.
Peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas
batas ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditentukan untuk kompetensi dasar (
KD ) yang di teliti.
7. Personalia Penelitian
1. Ketua peneliti :
a. Nama
Lengkap dan Gelar :
VANDRY PRANG
b.
pekerjaan / NIM : mahasiswa/11310615
c.alamat :jln.siswa
rumoong atas 2 kec. tareran
d.
Waktu untuk penelitian ini :
6 Jam pelajaran
e. Tugas :
1.
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
2.
Menyusun perencanaan PBM dan instrumen observasi
3.
Melaksanakan semua jenis kegiatan
4.
Menyusun Laporan
8.
Jadwal pelaksanaan
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Minggu
ke- / Bulan Ke-
|
1
|
Penyusunan
Proposal
|
Minggu
ke-2,3,4 /bulan ke-4
|
2
|
Analisis
Pokok Bahasan dan Materi pelajaran
|
Minggu
ke-1,2 /bulan ke-5
|
3
|
Pendesainan
media pembelajaran yang digunakan
|
Minggu
ke-1,2/ bulan ke-5
|
4
|
Pelaksanaan
PBM dengan teknik yang diujicobakan
|
Minggu
ke-3,4 /bulan ke-5
|
5
|
Evaluasi
Hasil Belajar Siswa
|
Minggu
ke-1,5 / bulan ke-5
|
6
|
Evaluasi
Proses Pembelajaran
|
Minggu
ke-3 ,4 /bulan ke-5
|
7
|
Analisis
hasil evaluasi
|
Minggu
ke 5,/bulan ke-5
dan minggu ke-1/ bulan ke-5
|
8
|
Seminar
hasil penelitian
|
Minggu
ke- 3,4 /bulan ke-6
|
9
|
Penyusunan
Laporan
|
Minggu
ke-5 bulan ke-6 dan minggu ke-1,2 bulan ke-6
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar